Krisis ekonomi yang sedang dialami oleh beberapa negara besar di dunia diantaranya AS secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian di Indonesia.Maka dari itu pemerintah harus waspada dan antisipatif, karena resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri.
Krisis ekonomi global bisa diumpamakan
sebagai deretan kartu domino yang diatur sejajar,jika pemain utamanya terjatuh
maka akan membawa dampak buruk terhadap yang lainnya (efek domino). Celakanya,
kalau negara-negara berkembang yang terkena krisis ekonomi, lembaga-lembaga
keuangan internasional cenderung lepas tangan. Akibatnya, krisis yang terjadi
bisa sangat parah dan potensial mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung di pelosok Jakarta kini
bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan
sudah tak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas justru berbelanja keperluan
sehari-hari ke pasar-pasar modern milik pengusaha besar. Ini menyebabkan
kefailitan raksasa bagi dunia bisnis.
Saat ini dampak resesi ekonomi global yang
paling dirasakan adalah pada masyarakat menengah ke atas, terlebih mereka yang
bermain saham, valuta asing dan investasi emas.
Dari pantauan media di sejumlah pasar di
tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at (10/10/11) , harga
bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat bawah
yang paling merasakan dampaknya.
Selain itu, kenaikan harga bahan baku di
sektor properti akibat pengaruh krisis ekonomi global, sangat mungkin terjadi.
Seperti di kutip dari Antara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI)
Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, harga
bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, berpotensi
terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga bahan baku seperti besi, keramik,
semen dan sejumlah aksesori rumah lainnya yang berasal dari industri
manufaktur, kata dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis
ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor properti, setelah sebelumnya juga
diterpa kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
0 Komentar