Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peninggkatan yang deramatis disbanding dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor ini terhadap perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar dua pertiganya. Di Eropa, misalnya, sektor ini telah member kontribusi sebanyak 60% PDB, sementara di Indonesia mencapai hamper 30%-nya. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi laba maupun kemampuanya menyerap sebagian besar pasokan tenaga kerja.
Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari
perkembangan berbagai industry jasa seperty perbankan , asuransi, penerbangan,
telekomunikasi, ritel, pariwisata, dan perusahaanperusahaan jasa
professional seperty kantor akuntan,
konsultan dan pengacara. Selain itu terlihat juga dari maraknya organisasi
nirlaba seperty LSm, Lembaga pemerintah , Rumah sakit, Universitas dan lain
lainyang kini telah makin menyadari perlunya peningkatan orientasi pelayanan
kepada konsumen /pelanggan. Bahkan perusahaan perusahaan manufaktur kini juga
telah menyadari perlunya unsure jasa pada produknya sebagai upaya peningkatkan
keungulan kompetitif bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena ini adalah
makin tingginya tinggkat persaingan, sehingga di perlukan manajemen pemasaran
jasa yang berbeda dengan pemasaran tradisional ( barang ) yang telah dikenal
selama ini.
Seiring meningkatan kesejahteraan masyarakat maka konsumsi
akan barang barang, selain kebutuhan primer seperti sadang, pangan, papan, juga
semakin meninggkat . Begitu juga dengan kebutuhan untuk mengkonsumsi produk –
produk jasa yang timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatan
kenyamanandan kepuasaan. Hal ini yang kita kenal sebagai “ great leap forward”
atau kemajuan yang luar biasa dalam dunia jasa .
Konsumsi jasa terutama trevel , penginapan, restoran,
hiburankomunikasi kesehatandan keuangan adalah sektor sektor jasa yang banyak
dikonsumsi dan memiliki pengaruh besar atas perkembangan perekonomian. Pada
sektor sektor tersebut banyak perusahaan besar yang terjun di dalamnya dan
mengonsentrasikan diri pada bisnis ini. Tetapi meskipun memegang peranan
penting, sangat disayangkan sedikit perhatian yang diberikan oleh
praktisi-praktisi dan pakar ekonomi untuk memantau dan mengembangkan sektor
ini. Hal ini dapat di lihat dari sedikitnya jumlah seminar yang di lakukan
untuk masalah ini. Pada periode 1987-1988, Di Amerika juga tidak lebih dari 2%
seminar yang di adakan mengambil topic tentang strategi didunia jasa. Ada
beberapa alasan yang mendorong begitu cepatnya pertumbuhan ekonomi di sektor
jasa,yaitu :
1. Perubahan Demografis
Meningkatnya jumlah populasi penduduk yang tidak produktif
lagi (pensiunan) mendorong permintaan yang meningkat akan jasa perawatan
kesehatan dan keperawatan yang biasanya dapat ditemui dari produk-produk
Asuransi kesehatan dan pensiun. Pergerakan struktural dalam masyarakat telah mempengaruhi
persoalan dimana dan bagaimana masyarakat hidup. Pertumbuhan kota meningkatkan
permintaan akan infrastruktur dan dukungan jasa
2. Perubahan Psikografis
Perkembangan teknologi informasi mendorong terjadinya
perubahan terhadap perilaku serba instan,mobilitas tinggi, akses luas, dan
kemudahan konsumsi (belanja) melalui jaringan e-business cenderung meningkat.
Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan fasilitas jasa dan pelayanan publik
yang optimal.
3. Perubahan Sosial
Peningkatan jumlah wanita dalam angkatan kerja membuat
wanita tidak hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga tetapi juga swbagai
pekerja. Hal ini menghasilkan pertumbuhan yang pesat dalam industri jasa
tertentu misalnya jasa perawatan kesehatan, pendidikan, dll.
4. Perubahan Perekonomian
Meningkatnya spesialisasi menyebabkan ketergantungan
terhadap jasa yang bersifat spesialisasi. Contoh,meningkatnya permintaan jasa
pelayanan rumah sakit yang memiliki spesialisasi khusus seperti penyakit
jantung, atau jasa pendidikan profesi,jasa konsultasi akuntan,dll.
5. Perubahan Politik dan Hukum
Internasionalisasi menghasilkan peningkata dan permintaan
baru akan jasa yang lebih profesional baik dilakukan oleh sendiri maupun
kelompok.
Adapun pengertian jasa itu sendiri adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi
jasa berkaitan dengan produksi fisik atau sebaliknya. ( Kotler, 1994 ). Sementara
perusahaan yang memberikan jasa adalah perusahaan yang memberikan konsumen
produk jasa baik yang berwujud atau tidak, seperti transportasi, hiburan,
restoran, dan pendidikan.
Dari definisi diatas, tampak bahwa didalam jasa
selalu ada aspek interaksi antara pihak kkonsumen dan pihak prodosen (jasa),
meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu
barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
Jasa mempunyai berbagai macam karakteristik dan dapat
dibedakan menjadi beberapa klasifikasi sehingga perusahaan jasa harus
menentukan terlebih dahulu klasifikasi jasa mereka agar dapat menentukan
segmentasi pasar serta strategi
pemasaran jasa dan manajemen perusahaan kedepan.
Dengan melihat berbagai macam karakteristik jasa dan
permasalahan yang mungkin muncul dalam
pengelolaan perusahaan jasa maka seharusnya perusahaan mempertimbangkan
beberapa aspek agar bisnis jasa tersebut dapat berjalan dengan sukses. Yaitu
dengan peningkatan inovasi jasa, pembaruan jasa, serta responsif terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Konsep dramatugi dan pemasaran jasa mencoba unyuk menarik
hal-hal yang dianggap penting seperti strategi dan tindakan yang diperlukan
untuk menarik perhatian konsumen ataupun penonton (dalam drama). Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa konsep dramatugi sangat relevan dengan pertukara jasa.
0 Komentar